Feb 14, 2009

Adilkah Tuhan?


“Dok..Tuhan itu adilkah?”

Akhirnya dia bersuara setelah seketika duduk berdiam diri dihadapanku. Aku mengangkat wajah, melihat Mustar (bukan nama sebenar) di depan. Dia tersenyum menampakkan giginya yang jarang, agak kuning pada bahagian pangkal.

“Kenapa kita’ tanya begitu..?” Aku kembali bertanya. Masalah ummat yang sedang aku fikirkan membuatkan aku tidak dapat menjawab spontan pertanyaannya. Tidak mahu sebenarnya. Otak ini terasa tepu, penuh dengan semak yang berselirat.

“Tidak, cuma bertanya.. Saya tadi malam bangun, jam-jam 2. Saya lihat yang lain lagi tidur. Saya tertanya..adilkah Tuhan jadikan saya di alam tidak sadar?” Senyum yang tidak dibuat-buat itu masih saja menghiasi wajah kusutnya. Kelihatan helaian rambut putih dicelah-celah rambut hitamnya. Lebih 10 tahun dia menghabiskan waktunya di sini. Di Rumah Sakit Jiwa Dadi.

“Apa maksudnya, alam tidak sadar?” Begitulah lazimnya doktor-doktor muda dan perawat yang bertugas di sini. Cenderung bertanya kembali bagi mengetahui persepsi dan pemahaman para pesakit ini.

“Iya..alam tidak sadar. Kalau dokter kan di alam sadar. Tidak sakit... Enak begitu. Jadi dokter lagi”

Hmm..aku menarik nafas panjang. Sifat empatiku terpancing. Tiba-tiba sayu melihatnya.

“Adilkah Tuhan, dok?” Kembali dia mengulangi pertanyaannya.

“Pasti adil...” jawabku ringkas. Masih memikirkan alasan atau hujah yang dapat aku jelaskan padanya.

“Adil ya..?” Mustar kembali bertanya.

“Pasti Tuhan itu adil. Setiap sesuatu yang Dia jadikan, pasti ada sebabnya. Pasti ada imbalan yang menanti kita. Kalau bukan di dunia, di akhirat nanti insyaAllah. Itupun kalo kita sabar... Banyak-banyak ki’ berdoa pak. Supaya kita’ tenang.. Siapa tau nanti ada keajaiban untuk kita..?” Mustar masih menatap wajahku. Mungkin belum mampu mencerna apa yang baru aku sampaikan tadi.

“Kita’ lihat ini, kan banyak dokter di sini toh? Kami semua ini sebenarnya belajar dari kita’. Nanti sudah jadi dokter, setiap kami merawat pesakit, pasti kita’ juga dapat pahalanya. Sudah brapa banyak dokter yang sudah kita’ bantu? Lihat toh? Tuhan itu adil, biar kita’ di alam tidak sadar.. tapi bisa ki juga dapat pahala yang banyak..” Aku cuba memberi contoh yang paling dekat dengan kehidupannya. Mudah-mudahan dia merasa hidupnya bermakna.

“Iya di’. Sering saya di bawa ke dokter untuk ujiannya ko’as..” Mustar mengiyakan. Senyumnya melebar. Aku senang dengan itu.

“Iya..banyak sekali pahala ta’. Tidak henti-henti selagi dokter-dokter yang pernah kita’ bantu itu juga merawat pasiennya... Begitu...” Mustar mengangguk senang.


Subhanallah. Allah telah menyampaikan peringatannya melalui Mustar. Pertanyaan polos Mustar itu membuatkan aku berfikir sejenak. Ketika aku merasa jenuh dengan masalah-masalah yang melanda, Mustar datang mengajak aku berfikir tentang setiap sesuatu yang telah diatur olehNya. Semua itu pasti ada hikmahnya. Dan pasti ada sesuatu yang ingin Allah tunjukkan. Terima kasih Allah telah memakbulkan doaku...


“..aku akan meneruskan perjalanan ke Kedokteran Kejiwaan selama 4 minggu. Semoga aku dapat belajar sesuatu dan dengan melaluinya aku dapat lebih dekat denganNya, Aamin..”


4 comments:

  1. tersentuh dgn artikel ni...
    mengetuk jiwa yg leka dan menggelitik hati yg lewa...
    miss u dear...
    sori x ctc after call tu sbb credit abis...call org lain...huhu
    nnt aku topup aku ctc ko ek...
    feel free nak call aku jugek...hehehe

    ReplyDelete
  2. salam...
    ko kat jiwa eh skrg... huhuhuhu
    teringt mase aku kat bahagian psikiatri beberapa minggu lalu...
    aku pernah ditanyakan 'dok, apa itu ISLAM?'
    aku jawablah secara simple iaitu 'agama yang percaya pada ALLAH sebagai Tuhan dan Nabi Muhammad sbg pesuruhNya'...
    ternyata bagi dia ISLAM itu adalah 'Isya', Subuh, Luhur, Asar, dan Maghrib'...
    interesting...
    xpernah terfikir mcm tu...
    walaupun jawapan pasien ni agak superficial, tp dia buat aku terfikir... sedalam mana pengertianku mengenai agamaku?
    banyak pula pasien lain yang mengaku mendengar suara Allah, mengaku dia Nabi dll. mcm2 kerenah manusia leh jumpe dalam bahagian jiwa nih.
    pernah residen berpesan, kita wajib mematahkan waham a.k.a. kepercayaan aneh pasien2 ni..
    jgnlah kalau pasien ckp dia nabi, kita g jawab 'eh, saya ndak pernah utus kau....'
    haha..
    ni dokter dia yg gila ke pasien dia yg gila?
    maimanah, good luck in psychiatry!
    bg aku bahagian tu best!
    all da best!

    ReplyDelete
  3. Ainul: jiwa best.jiwa best.huhu~dah jadi preokupasi ke ni?? insyaAllah, i'll try my best.makin bnyk blaja rase cam makin banyak je tatawu. subhanallah, Maha Luas ilmu Allah!

    ReplyDelete
  4. haha what a good post manah.sometimes kalo benda2 yang melibatkan perkara2 yang haq seperti keadilan ALLAH ni kita xbajet pun bleh jawab tapi tetiba ade je jawapan. Tu suma xlain xbukan ALLAH yang tunjuk kat kita jalan keluar.kan ALLAH tu giudance kita.jangan lupa...........

    ReplyDelete